Bhinneka Tunggal Ika, Semboyan Resmi Negara Indonesia

Semboyan negara Indonesia, Bhinneka Tunggal Ika.

Persatuan dan kesatuan Indonesia

Bhinneka Tunggal Ika adalah sebuah kalimat yang sering didengungkan dalam setiap kesempatan oleh bangsa Indonesia. Kalimat ini menjadi semboyan yang mendasari perilaku masyarakat Indonesia dalam pergaulan. Kalimat singkat yang memiliki arti begitu dalam mewakili seluruh sendi kehidupan masyarakat Indonesia. Bhinneka Tunggal Ika dijadikan sebagai semboyan resmi negara Indonesia.

Bhinneka Tunggal Ika | Berbeda-beda tetapi tetap satu jua.

Indonesia Garuda Pancasila

Lambang Negara Indonesia : GARUDA PANCASILA

Pada lambang Garuda Pancasila, cakar garuda mencengkram kuat sebuah pita putih panjang yang bertuliskan semboyan bangsa Indonesia. Bhinneka Tunggal Ika. Semboyan ini memiliki arti yang mewakili keberadaan bangsa Indonesia. Bangsa Indonesia sendiri terdiri atas berbagai macam suku bangsa yang masing-masing memiliki perbedaan. Segenap bangsa Indonesia hendaknya saling menghormati segala perbedan yang ada sehingga dapat memperkuat dan memperkukuh persatuan dan kesatuan negara Indonesia. Dengan demikian semboyan Bhinneka Tunggal Ika dapat diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari.

Bhinneka Tunggal Ika merupakan semboyan resmi negara Indonesia, sebagai dasar untuk mewujudkan persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia, dimana rakyatnya hendaknya harus dapat menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari yaitu hidup saling menghargai antara masyarakat yang satu dengan masyarakat yang lainnya tanpa memandang suku bangsa, agama, bahasa, adat istiadat, warna kulit, gender dan lain-lain.

Indonesia merupakan negara kepulauan yang terdiri dari beribu-ribu pulau, dimana setiap daerah memiliki suku, agama, bahasa, adat istiadat yang berbeda antara yang satu dengan lainnya.

  • Arti Bhinneka Tunggal Ika

Kalimat Bhinneka Tunggal Ika merupakan hasil pemikiran Mpu Tantular, seorang pujangga sastra Jawa ternama yang hidup di Majapahit pada abad 14. Mpu Tantular merupakan salah satu pujangga kerajaan masa pemerintahan Rajasanagara atau Hayam Wuruk. Mpu Tantular adalah penganut Budhdha. Tantrayana, tetapi merasa hidup aman dan tenteram di Majapahit yang bernapaskan Hindu. Mpu Tantular menulis kitab Sutasoma yang di dalamnya terdapat kalimat Bhinneka Tunggal Ika.

Kutipan dari pupuh 139, bait 5 kitab Sutasoma

Rwa-neka dha-tu winuwus Buddha Wisma,
Bhinnēki rakwa ring apan S’iwatatwa tunggal,
Bhinnēka tunggal ika tan hana dharma mangrwa.

Terjemahan :

Konon Budha dan Siwa merupakan dua zat yang berbeda.
Mereka memang berbeda, tetapi bagaimanakah bisa dikenali?
Sebab kebenaran Jina (Buddha) dan Siwa adalah tunggal
Terpecah belahlah itu, tetapi satu jugalah itu. Tidak ada kerancuan dalam kebenaran.

Definisi Bhinneka Tunggal Ika dalam kitab Sutasoma mengacu pada keregaan agama dan kepercayaan yang dimiliki masyarakat Majapahit pada masa itu. Kehidupan di masyarakat Majapahit mempunyai sebuah keistimewaan. Latar belakang penduduknya berasal dari berbagai bangsa, tetapi tetap hidup berdampingan. Latar belakang yang berbeda-beda menciptakan keberagaman di berbagai hal termasuk agama dan kepercayaan.

Bhinneka Tunggal Ika berasal dari bahasa Sanskerta yang jika diuraikan kata per kata, Bhinneka berarti berbeda, Tunggal berarti satu, Ika berarti itu. Jadi, secara harfiah terjemahan Bhinneka Tunggal Ika adalah beraneka satu itu yang berarti walaupun berbeda-beda, pada hakikatnya adalah satu.

Pengertian Bhinneka Tunggal Ika menurut Muh. Yamin adalah “… berbedalah itu, tetapi satulah itu. Seloka ini falsafah awalnya berasal dari tinjauan hidup untuk memperkuat persatuan dalam kerajaan Keprabuan Majapahit karena pada waktu itu aliran agama sangat banyak dan aliran pikiran demikian juga. Untuk maksud itu seloka itu disusun oleh Mpu Tantular dengan tujuan menyatukan segala aliran dengan mengemukakan persamaan. Persamaan inilah yang mengikat segalanya, yaitu Bhinneka Tunggal Ika …”. Walaupun kalimat itu merupakan bentuk pernyataan Mpu Tantular dari suatukeadaan yang sedang dialami, kenyataannya dapat diterapkan dan diterima hingga saat ini.

Makna Bhinneka Tunggal Ika yaitu meskipun bangsa dan negara Indonesia terdiri atas beraneka ragam suku bangsa yang memiliki kebudayaan dan adat-istiadat yang bermacam-macam serta beraneka ragam kepulauan di wilayah negara Indonesia namun keseluruhannya itu merupakan suatu persatuan yaitu bangsa dan negara Indonesia. Keanekaragaman tersebut bukanlah merupakan perbedaan yang bertentangan namun justru keanekaragaman itu dapat memperkaya khasanah bangsa yang jika dibina akan memperkokoh kekuatan bangsa.

  • Sejarah Semboyan Bhinneka Tunggal Ika

Semboyan Bhinneka Tunggal Ika pertama kali diselidiki oleh Prof. H. Kern pada tahun 1888 Verspreide Geschriffen 1916. IV, hal 172 dalam lontar Purusadacanta atau lebih dikenal dengan Sutasoma (lembar 120) yang disimpan diperpustakaan Leiden, Belanda, dan kemudian diselidiki kembali oleh Muh. Yamin. Semboyan itu menempuh proses kristalisasi mulai pergerakan nasional tahun 1928 sampai berdirinya negara Republik Indonesia tahun 1945 dan menjadi bagian yang tidak terpisahkan dalam lambang negara sejak 8 Februari 1950.

Muh. Yamin merupakan tokoh yang pertama kali mengusulkan kepada Ir. Soekarno agar Bhinneka Tunggal Ika dijadikan semboyan negara. Muh. Yamin mengungkapkan pertama kali kalimat Bhinneka Tunggal Ika dalam sidang BPUPKI pada bulan Mei 1945 kepada I Gusti Bagus Sugriwa. Kalimat tersebut dibicarakan dalam forum terbatas antara Ir. Soekarno, Muh. Yamin, dan I Gusti Bagus Sugriwa.

Bhinneka Tunggal Ika ditetapkan oleh pemerintah Indonesia sebagai semboyan resmi negara Indonesia melalui Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 1951, Peraturan pemerintah tersebut menentukan sejak tanggal 08 Februari 1950, Bhinneka Tunggal Ika ditetapkan sebagai semboyan yang terdapat dalam negara Indonesia, Garuda Pancasila. Pada perubahan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang menyebutkan “Lambang Negara ialah Garuda Pancasila dengan semboyan Bhinneka Tunggal Ika dalam undang-undang dasar sebagai semboyan resmi bangsa Indonesia menunjukan suatu kesepkatan yang telah dibuat oleh seluruh rakyat Indonesia untuk menjadikan Bhinneka Tunggal Ika sebagai acuan dalam tatanan hidup rakyat Indonesia.

Semboyan Bhinneka Tunggal Ika pada awalnya mempunyai kalimat yang lebih panjang yaitu Bhinneka Tunggal Ika Tan Hana Dharma Mangrwa. Dua kalimat tersebut sebenarnya merupakan sebuah kesatuan utuh yang mempunyai arti berbeda-beda tetapi satu jua, tak ada kebenaran yang mendua. Kalimat tersebut dipisahkan saat Garuda Pancasila ditetapkan sebagai lambang negara bersamaan dengan Bhinneka Tunggal Ika sebagai semboyan resmi negara. Sementara semboyan Tan Hana Dharma Mangrwa dipakai sebagai moto lambang Lembaga Pertahanan Nasional (Lemhanas).

Semboyan Bhinneka Tunggal Ika yang tertera dalam lambang negara Indonesia memiliki makna tersirat dan tersurat, bahwa bangsa Indonesia menghargai keanekaragaman. Keanekaragaman itu bukan ancaman melainkan dijadikan sarana pemersatu dengan tetap menghargai keanekaragaman bangsa.

Pada tanggal 28 Oktober 1928, para pemuda Indonesia telah mengikhrarkan bentuk perilaku yang mendukung persatuan dan kesatuan (perilaku ke-Bhineka Tunggal Ika-an). Ikrar kesepakatan para pemuda tersebut diwujudkan dalam sumpah yang dicetuskan dalam Sumpah Pemuda.

Sumpah Pemuda

Kami putra dan putri Indonesia mengaku bertumpah darah yang satu, tanah air Indonesia.
Kami putra dan putri Indonesia mengaku berbaangsa yang satu, bangsa Indonesia.
Kami puta dan putri Indonesia menjunjung tinggi bahasa persatuan, bahasa Indonesia.

Menjunjung tinggi bahasa persatuan bahasa Indonesia seperti dinyatakan dalam Sumpah Pemuda merupakan bentuk perilaku mengamalkan tetap tegaknya persatuan dan kesatuan.salah satu contoh perilaku yang mendukung persatuan dan kesatuan lainnya, yaitu kita memiliki rasa bangga sebagai bangsa dan negara Indonesia.

Bentuk dari rasa bangga terhadap bangsa dan negara Indonesia diwujudkan dengan sikap mencintai dan menggunakan produk dari dalam negeri.

 

 
Kementerian Pindidikan dan Kebudayaa Republik Indonesia
Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan. VII Semester 2. Tahun 2014

1 Komentar (+add yours?)

  1. tiara putri deviana
    Mar 22, 2015 @ 10:59:03

    bagus bgt isinya bnyk mutunya

    Suka

    Balas

Tinggalkan komentar